Monday 22 June 2009

TABI'AT JIWA MANUSIA DAN PETUNJUK ALLAH SWT

1. Petunjuk Tuhan Allah SWT

Segala orang yang berpikiran sehat, bahkan segala ahli fikir,meskipun berlain-lainan bangsa dan agamanya, semuanya percaya dengan sungguh-sungguh bahwa:

"mati itu bukanlah musnah semata, dan hidup yang sementara ini, bukan sebagai tujuan yang penghabisan kemudian habis begitu saja, bukan ? "

Dan mereka percaya dengan kepercayaan yang teguh sekali, bahwa :

" Dibalik kehidupan yang sekarang ini, masih ada kehidupan lagi," meskipun pada umumnya mereka belum mengetahui hakekat kehidupan itu yang sebenarnya. Ada lagi yang percaya pula bahwa :

" Di sana manusia akan bahagia kekal atau mendapatkan siksaan terus menerus, sebagai balasan apa yang diperbuatnya sendiri sebelumnya atau ketika masih berada di dunia yang fana ini."

Kepercayaan itu adalah suatu tabi'at asli dari manusia, sebagai pemberian dari tuhan semata kepada makhluk-Nya. Sebagai manusia dpat merasakan haus dan lapar dengan tidak dipengaruhi oleh orang lain atau diajarkan, hanya dari ajaran tuhan sendiri. Tabi'at asli manusia dari pemberian tuhan itulah yang menjadikan manusia dapat mengejar kesempurnaan, dan beragama. Setelah tabi'at asli manusia tadi menjelma, maka manusia itupun lantas ingin mengetahui hal-hal yang akan datang itu. Demikianlah memang tabi'at manusia ingin mengetahui hal-hal yang akan datang, khususnya yang bersangkutan dengan kebahagiaannya atau kesengsaraannya.

Tetapi, bagaimana manusia dapat mengetahui yang demikian itu?

IMAN KEPADA ALLAH SWT

Iman kepada Allah SWT itu artinya percaya dengan yakin bahwa Allah SWT itu ada,Dia yang kekal,tidak menyerupai suatu makhluk apapun itu,Berdiri sendiri,Esa,pemilik pengetahuan di alam semesta,pemilik kesempurnaan.

* Allah SWT itu ADA

" Dan tidak ada tuhan selain Allah." (QS. Ali-Imran : 62)
" Dan tuhan mu adalah Tuhan Yang Maha Esa,tidak ada Tuhan melain Dia." (QS.Al-Baqarah : 163)

Menurut Akal

Sebenarnya menurut akal yang sehat dan biasa,tidak terlalu sukar untuk menerima atau membuktikan bahwa Allah SWT itu ada. Hanya saja kalau otak itu diputar-putar atau sengaja dipersulit,maka harus terpaksa menghajatkan bukti atau dalil atau keterangan yang harus dapat mengatasi perputaran lidah atau menteliti otak tersebut.maka dari itu tidak aneh, apabila otak yang melalui jalan sukar itu, sering menjadi sesat, atau kebingungan dengan sendirinya.