Sunday 5 July 2009

ENAM ORANG YANG TIDAK LEPAS DARI KESULITAN

Anda sekalian pastinya pernah berpikir begini, kenapa ya aku selalu menghadapi kesulitan? Terkadang kita tidak tau ada hal apa pada diri kita atau sebagainya. Orang kalau selalu melalui hal-hal yang sulit atau berat, dia selalu pasang muka manyun atau tidak enak kita lihat. Di sini kita coba untuk memberikan keterangan, mungkin bisa membantu anda untuk mengetahui ada apa pada diri anda untuk berbenah diri.

Ada enam orang yang selalu mendapat kesulitan atau tidak lepas dari masalah, yaitu :
  1. Orang miskin yang mendadak menjadi orang kaya baru. Coba anda pikirkan bagaimana perasaan orang miskin tersebut kalau menjadi orang kaya tanpa perjuangan dari zero to hero. Pastinya sombong, kemaruk/katrok. Lupa terhadap sekelilingnya, semua hal yang belum pernah di coba terus di cobanya.
  2. Hartawan/orang kaya yang selalu ketakutan terhadap keselamatan hartanya. Ini orang sudah jelas sekali, karena orang ini pastinya kikir, jika bersedekah takut hartanya berkurang.
  3. Orang yang menuntut jabatan (kedudukan) melebihi dari kemampuannya. Jika kita mampu hanya sampai level yang pas-pas jangan dipaksakan ke level yang lebih tinggi.
  4. Orang yang bersifat iri dengki. Kalau yang satu ini pastinya kamu sekalian sudah tahu, hal yang ini selalu merusak segala sesuatu.
  5. Orang yang bersifat pendendam. Dendam dan iri dengki suatu hal yang bertautan dan membawa malapetaka bagi yang mendekatinya.
  6. Orang yang tidak mengenal kesopanan apabila berkumpul dengan orang-orang sopan dan beradab.
semoga keterangan diatas dapat membantu untuk introfeksi diri anda.

KEINSYAFAN

Keinsyafan artinya sadar akan kekhilafan dan kekeliruannnya selama ini, serta bertekad akan memperbaiki atau merubahnya. Insyaf ialah mengembalikan hak orang tanpa merugikan orang lain dan dengan tangan keadilan serta siasat yang utama. Insyaf dan adil adlah saudara kembar. Orang yang tidak insyaf berarti kehilangan keseimbangan diri.

Jika kita insyaf akan menimbulkan ketenggian energi dan lepas rasanya beban tanggungan, dengan memperoleh kemuliaan dan menjauhi kerendahan. KeInsyafan adalah perkembangan dan keadilan adalah pembuahan, kembang dan buah, jadikan seimbang dan selaras, ada bunga tentunya ada buahnya, ada usaha tentunya juga ada keberhasilan. Oleh karena itu di katakan bahwa :

" Wajib atas siapa saja yang dikuasai Allah SWT menangani urusan negara dan hamba-hamba-Nya agar mampu menguasai dirinya, meninggalkan hawa nafsu angkara murka, menahan amarah, mengenyahkan kezaliman, mengutamakan keadilan pada saat senang atau marah dan menenangkan hak secara sembunyi maupun terang-terangan."

Begitulah keterangan saya tentang Keinsyafan, setidaknya jadi bahan bacaan anda sekalian ataupun wacana sekedar untuk dibaca juga tidak masalah. Mari bersama-sama kita cari hal tersebut diatas yang sudah saya terangkan.oke

SHALAHUDDIN AL-AYYUBI YANG LEMAH LEMBUT

Jika anda ummat muslim pastinya tau siapa yang namanya shalahuddin al-ayyubi tersebut. Beliau adalah penguasa dan panglima kaum muslimin yang lemah lembut. Dalam peperangan melawan pasukan salib, pada masa beliau lah kemenangan kaum muslimin yang amat gemilang untuk melawan musuh-musuh Allah SWT. Pada masa perang tentara muslimin seringkali menyelinab ke asrama tentara musuh pada malam hari, membunuh, menawan dan menculik mereka untuk diadili.

Di antara prajurit kaum muslimin ada yang menculik bayi yang sedang menyusu dengan merampasnya dari buaian ibunya. Ibunya sangat sedih sekali dan mengadu kepada panglima pasukan salib dan penguasa-penguasa mereka. Mereka tidak dapat berbuat apa-apauntuk menolongnya, kecuali menganjurkan ibu tersebut untuk pergi menemui panglima shalahuddin yang mereka kenal berhati lemah lembut.

Si ibu pergi menemui shalahuddin mengadu dengan mengiba dan menangis. Shalahuddin iba terharu dan meneteskan air mata, dan memerintahkan agar bayi tersebut ditemukan dan didatangkan. Ternyata bayi tersebut sudah di jual. Shalahuddin pun mencari siapa pembelinya, dengan maksud untuk membeli kembali bayi tersebut dari pemilik ( pembeli ) bayi, dengan menyerahkan uang untuk membayarnya. Dia menanti hingga si bayi didatangkan dan diserahkan kepada ibunya. Ibu dan bayinya dinaikkan keatas kuda, lalu dikawal oleh pasukan shalahuddin sampai mereka berdua sampai kepada kaumnya dengan terhormat.